Sistem jalan bawah tanah untuk menghindari kondisi cuaca
Sapporo: Kota Ibu Kota Hokkaido, Jepang
Sapporo (札幌, secara harfiah berarti "sungai penting yang mengalir melalui dataran" dalam bahasa Ainu) adalah ibu kota Hokkaido, pulau terbesar kedua di Jepang. Kota ini terletak di bagian utara pulau, dan memiliki iklim yang dingin dan bersalju. Sapporo awalnya adalah desa kecil yang hanya memiliki tujuh orang penduduk pada tahun 1857. Namun, kota ini mulai berkembang pesat pada awal Periode Meiji, ketika pemerintah Jepang mulai membangun Hokkaido. Pada tahun 1868, Sapporo dipilih sebagai pusat administrasi Hokkaido. Pemerintah Jepang mengundang para ahli dari luar negeri untuk membantu merencanakan pembangunan kota. Akibatnya, Sapporo dibangun dengan sistem jalan yang teratur dan rapi. Sapporo menjadi terkenal di dunia pada tahun 1972, ketika kota ini menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Sejak itu, Sapporo menjadi tujuan wisata yang populer, terutama bagi para pecinta olahraga musim dingin. Sapporo juga terkenal dengan kulinernya, terutama ramen dan bir. Kota ini juga memiliki festival salju tahunan yang diadakan pada bulan Februari.
Salju halus dan lembut yang sempurna dan dalam jangkauan
Taman Shiroi Koibito
photo by: Japan Travel, Japan Guide, Fun! Japan, Gnome, Visit Sapporo
Regangkan tubuh Anda dan tarik napas dalam-dalam
Tidak seperti kebanyakan kawasan perkotaan besar di Jepang, alam Sapporo yang hijau terhampar luas. Salah satu area hijau terbaik adalah Taman Odori yang membentang sekitar satu setengah kilometer di atas 12 blok kota dan membagi kota ini menjadi bagian utara dan selatan. Taman ini menyuguhkan ruang yang menyenangkan dan menenangkan selama bulan-bulan bersuhu hangat. Pada bulan Februari, tempat ini menjadi lokasi utama Festival Salju Sapporo .
Museum Bir Sapporo
Karya seni di luar ruangan yang luas dan juga dalam ruangan
Di area dalam ruangan Museum Seni Modern Hokkaido , Anda akan menemukan hasil karya dari para seniman lokal serta para pelukis School of Paris. Museum Seni Internasional Miyanomori menampilkan mahakarya yang lebih kontemporer.
Sapporo, Kota Internasional yang Menjalin Manusia dan Alam
Berdasarkan survei mengenai Kota Sapporo selama 43 tahun yang diadakan sejak tahun 1980, selama 42 tahun 90% atau lebih penduduk Kota Sapporo menjawab “Menyukai Kota Sapporo”. Selain itu, pada “Peringkat Daya Tarik Kota” di tahun 2022 (Sumber: Tiiki Brand Survey 2022, BRAND RESEARCH INSTITUTE, INC.), Kota Sapporo terpilih sebagai kota paling menarik untuk ke-8 kalinya. Sapporo juga merupakan kota dengan daya tarik khas dalam hal pangan, kebudayaan, dan kesenian, serta memiliki daya tarik yang mengombinasikan kekayaan alam dan salju yang indah, sehingga menarik banyak wisatawan. Saat ini Sapporo telah menjadi kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari luar negeri.
Desa Jangga Baru adalah desa yang berasal dari trasmigrasi Perkebunan Inti Rakyat (PIR) pada tahun 1983 yang rata-rata penduduknya didatangkan dari pulau jawa, antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur yang di berangkatkan pada masa Orde Baru dan sedikit penduduk lokal.
Jangga Baru dahulunya masih masuk dalam wilayah Durian Luncuk pada saat masuknya transmigrasi. Maka berdasarkan program transmigrasi pemerintah pada masa Orde Baru tersebut, wilayah Durian Luncuk membebaskan dan/atau melepaskan sebagian wilayahnya untuk daerah transmigrasi.
Nama Jangga Baru diambil dari nama sungai yang melintas di tengah – tengah desa yang daerah ilir sungai itu sampai di desa yaitu desa Jangga (Desa Jangga Aur), karena merupakan desa yang baru terbentuk maka diberilah nama JANGGA BARU. Desa Jangga Baru pertama kali terbentuk pada tahun 1983 dengan jumlah Kepala Keluarga lebih kurang 500 KK yang sebagian besar merupakan warga transmigran dan sebagian penduduk lokal.
Sebelum ada pemerintahan defenitif Desa Jangga Baru dibawah naungan Kepala Unit Pemukiman Transmigran (KUPT). Setelah tahun 1987 maka dibentuklah Pejabat Sementara (PJS) yang saat itu dijabat oleh Bapak IBROHIM. Setelah tahun 1990 barulah dipilih Kepala Desa sebagai pemimpin pemerintahan Desa, maka berdasarkan musyawarah terpilihlah Bapak IMAM BAROWI sebagai Kepala Desa pertama, beliau menjabat dari tahun 1990 s/d 1998, Kemudian dilanjutkan kembali oleh Bapak HADI SUYADI dari tahun 1998 s/d 2006.
Pada tahun 2006 terjadi pemilihan kepala desa kembali yang pada saat itu Bapak HADI SUYADI memenangkan kembali untuk priode yang kedua kalinya tetapi ada beberapa kendala, maka akhirnya dipilihlah bapak MUHAMMAD sebagai PJS dari tahun 2006 s/d 2008. Kemudian Bapak KHALIMI memenangkan kompetisi dalam pencalonan Kepala Desa sehingga beliau dilantik sebagai Kepala Desa Defenitif dari tahun 2008 s/d 2011, beliau menjabat hanya 3 (tiga) Tahun karena mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Desa. Kemudian diteruskan oleh PJS yang bernama SUKRI yang sebelumnya menjabat sebagai Kaur Pembangunan desa Jangga Baru dari tahun 2011 s/d 2012. Kemudian pada Bulan Oktober 2012 terpilihlah Bapak YENDRA BUANA sebagai Kepala Desa Jangga Baru sampai dengan Tanggal 8 Agustus 2014, beliau meninggal dunia dalam masa jabatannya sehingga diangkatlah Bapak SYAIPUL AMRAH,S.IP sebagai Penjabat Sementara (PJS) dari Staf Kasi Pemerintahan Kecamatan Batin XXIV sampai dengan Tanggal 9 September 2016.
Pada tanggal 9 September 2016 Bapak MUHAMAD menjadi Kepala Desa Defenitif terhitung sejak tanggal pelantikan yang masa Jabatannya dari Tahun 2016 – 2022. Beliau juga pernah menjabat sebagai PJS Kepala Desa Jangga Baru pada Tahun Tahun 2006 s/d 2008. Kemudian Pada Bulan September 2022 Bapak SAMANI SE Menjabat PJ Kepala Desa dari Kasi pemerintahan Kelurahan Muara Jangga sampai dengan Tanggal 20 Maret 2023. Kemudian pada tanggal 20 Maret 2023 Bapak IDHAM HOLIK dilantik sebagai Kepala Desa Defenitif peride tahun 2023-2029.
2.2 Letak Geografis.
Secara geografis Desa Jangga Baru terletak dibagian tenggara kabupaten Batanghari dengan luas wilayah lebih kurang 3.084,73 Ha dan berada pada posisi 1020 lintang Selatan sampai dengan 1040 dan diantaranya 10308 Bujur Timur sampai dengan 1030 75 Bujur Timur dengan batas sebagaiberikut :
Luas wilayah Desa Jangga Baru adalah ± 3,084,73 Hektar yang terdiri dari :
Keadaan Topografi desa Jangga Baru dilihat secara umum keadaannya merupakan daerah dataran tinggi dan berbukit-bukit yang dialiri oleh sungai yaitu biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan SUNGAI JANGGA.
Desa Jangga Baru beriklim tropis hal tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat yaitu dalalm bercocok tanam yang sebagian besar masyarakat bergarak dibidang pertanian karet dan baru sebagin kecil dibidang kelapa sawit yang baru masa tanam. Belakangan ini harga getah karet yang menurun drastic membuat perekonomian dan pendapatan masyarakat menurun drastic.
Tabel Sumber Daya Alam berdasarkan Peraturan Bupati No. 28 Tahun 2016.
URAIAN SUMBER DAYA ALAM
Hutan Cagar Alam Durian Luncuk II
Perkebunan Kelapa Sawit PTP. Nusantara VI
Kebun Karet Masyarakat
Kebun Kelapa Sawit Masyarakat
Cagar alam Durian Luncuk II berdasarkan letak wilayahnya berada dalam wilayah Desa Jangga Baru dengan tumbuhan khasnya yang menjadi objek penelitian bagi mahasiswa dalam daerah bahkan mahasiswa asing, ini terbukti beberapa bulan yang lalu seorang mahasiswa asal slandia datang ke Indonesia dengan tujuan meneliti Hutan Cagar Alam tersebut, bahkan peneliti lain juga sempat datang salah satunya dari jerman yang difasilitasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi.
Hutan cagar alam Durian Luncuk II hingga saat ini kondisinya sangat aman, ani dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat sekitar yang tingggi tentang pentingnya hutan, sehingga iklimnya dapat terjaga dan keseimbangan alamnya. Bahkan Pemerintah Desa Jangga Baru merencanakan Hutan Cagar Alam tersebut akan dijadikan hutan wisata dengan tanaman khasnya yaitu Pohon Bulian dengan diameter yang sudah besar sehingga sangat jarang kita termukan.
Are you sure you want to logout?
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Opsi kegiatan berolahraga untuk pelari, pengayuh sepeda, dan penggemar yoga
Jika Anda menggemari olahraga lari atau bersepeda, pergilah ke tepi sungai Toyohira yang merupakan bagian dari jalur yang digunakan untuk Maraton Sapporo. Lari di jalan setapak yang rimbun atau kayuh sepeda di jalan sepeda beraspal. Para pelari juga dapat berlari dari Taman Odori hingga ke kampus Universitas Hokkaido yang bergaya pedesaan.